BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masalah
yang paling merisaukan terutama di berbagai negara yang sedang berkembang pada
penghujung abad ke-20 ini adalah tingginya angka kematian bayi dan anak balita.
Kerisauan ini disebabkan karena permasalahan kematian Bayi dan Balita bukan
hanya dipandang sekedar indikator kesehatan penduduk suatu bangsa, akan tetapi
dipandang sebagai indikator kualitas hidup suatu bangsa yang sekaligus juga
sebagai indikator pembangunan.
Melalui berbagai kemajuan di bidang kesehatan,
berbagai penyakit yang pada masa 50 tahun kebelakang merupakan momok yang paling menakutkan karena telah memakan
banyak korban seperti cacar, kolera, dsb telah bisa diatasi. Akan tetapi
penyebab kematian yang paling mendasar
yang merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita adalah disebabkan oleh
keadaan gizi yang buruk dan merajalelanya penyakit infeksi. Kedua penyebab itu
bertalian erat dengan berbagai aspek kehidupan diantaranya penyediaan air
bersih, perumahan dan lingkungan hidup yang saniter, kualitas dan kuantitas
makanan/ Gizi yang memenuhi syarat.
Gizi
merupakan satu input penting untuk menentukan kualitas sumber daya manusia (
SDM ), sasaran program gizi cukup luas mulai dari bayi, balita, anak usia
sekolah, ibu hamil ( menyusui ) sampai dengan manusia lanjut ( Lansia ), karena
kelompok-kelompok tersebut sangat rentan terhadap permasalahan gizi.
Kelompok
Bayi ( Usia 0-12 bulan ) termasuk kelompok yang menjadi utama yang sangat konsen untuk diperhatikan,
hal ini disebabkan karena fase pertumbuhan seseorang setelah dalam kandungan
adalah masa bayi. Bayi-bayi yang lahir pada masa sekarang inilah yang akan menjadi generasi penerus dan pengganti
generasi pada masa ini, oleh sebab itu kesehatan bayi dan balita saat ini
menjadi cermin kesehatan di masa yang akan datang.
Kehadiran seorang bayi di tengah
keluarga pasti akan mengundang sejuta rasa. Bahagia, bangga, terharu,
deg-degan, semua bercampur menjadi satu. Bayi yang lahir normal tanpa hambatan
atau penyulit persalinan, akan mempunyai kesempatan untuk tumbuh-kembang
optimal. Selain pasokan gizinya yang baik dan memadai, juga asuhan orangtua
ikut pula menentukan sehat tidakya seorang anak kelak.
Bayi yang sehat baik
selera makannya, lahap proses makannya dan baik mobilitas fisiknya. Bayi juga
selalu riang, tidurnya lelap, tidak gelisah, laju peningkatan kecerdasannya
sejalan dengan pertambahan umurnya. Namun, di balik tubuh mungilnya, bayi pun
rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Ditambah lagi dengan masih terbatasnya
kemampuan untuk berkomunikasi, semakin menyulitkan orangtua untuk memahami
masalah yang dialami buah hatinya ini.
Untuk
itulah makalah ini disusun untuk membahas mengenai permasalahan pada bayi, dari
mulai pertumbuhan fisik, perkembangan psikis dan konsumsi pangan yang baik untuk bayi, sehingga ia
dapat tumbuh dan berkembag secara optimal.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
Tujuan Umum : Pembaca
dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi
Tujuan Khusus :
-
Mengetahui proses
pertumbuhan bayi
-
Mengetahui Proses
perkembangan bayi dan stimulasi perkembangan pada bayi
-
Mengetahui Kebutuhan
gizi bayi
-
Mengetahui mengenai
ASI ( nilai gizi, manfaat, masalah dalam menyusui )
-
Panduan pemberian
makanan pada bayi
BAB II
PERMASALAHAN
Dari
Hasil pengamatan di lapangan
dan dari kumpulan berbagai literatur, terdapat beberapa permasalahan yang
sering terjadi pada bayi, penyusun membagi dalam 3 permasalahan, yaitu dari
segi fisik, psikis dan segi konsumsi
pangan.
A.
Segi
Fisik
Pertumbuhan
( growth ) berkaitan denga masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat ( gram , pounds, kilogram ), ukuran panjang ( cm, meter ), umur tulang
dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh ).
Pertumbuhan Postnatal
yang mempengaruhi pertumbuhan bayi secara umum dapat digolongkan pada :
1.
Lingkungan biologis
antara lain :
a.
Ras ( Suku Bangsa )
b.
Jenis Kelamin
c.
Umur
d.
Gizi
e.
Perawatan kesehatan
f. Kepekaan terhadap penyakit
g.
Penyakit kronis
h.
Fungsi metabolisme
i. Hormon
2.
Faktor fisik, antara
lain :
a.
Cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah
b.
Sanitasi
c.
Keadaan rumah
d.
Radiasi
Pertumbuhan fisik setelah lahir
:
a.
Berat badan
Pada
bayi yang lahir cukup, berat badan waktu lahir, akan kembali pada hari ke-10,
adapun pertumbuhan berat badan pada bayi :
-
Berat badan umur 6
bulan : 2 X Berat badan lahir
-
Berat badan 12 bulan :
3 X Berat badan lahir
Terdapat Kenaikan berat badan minimal (KBM ) dari bayi yang
harus dicapai setiap bulannya, yang dapat dilihat dari Kartu menuju Sehat ( KMS
) berdasarkan jenis kelamin :
Kenaikan Berat badan Minimal :
Umur
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
s.d 12 bulan
|
KBM
|
|
800
gr
|
900
gr
|
800
gr
|
600
gr
|
500
gr
|
400
gr
|
300
gr
|
b.
Tinggi badan
Tinggi
badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm, secara garis besar, tinggi bayi
dapat diperkirakan Pada usia 1 tahun =
1,5 X TB lahir.
c.
Kepala
Lingkar
Kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini lebih besar
dari lingkar dada. Pada bayi umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44
cm, umur 1 tahun adalah 47 cm. Jadi pertumbuhan lingkar kepala pada usia 6
bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% dari pertambahan lingkaran kepala
dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan. Pertumbuhan
tulang kepala mengikuti petumbuhan otak, demikian pula sebaliknya. Pertumbuhan
otak yang tercepat terjadi pada
trimester ketiga kehamilan smapai 5-6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa
ini terjadi pembelahan sel-sel otak yang pesat, setelah itu pembelahan melambat
dan terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat otak
bayi ¼ berat otak orang dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah
sel otak dewasa.
d.
Gigi
Gigi
pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian besar
anak mempunyai 6-8 gigi susu.
e.
Jaringan Lemak
Selain
otot-otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang.
Pertumbuhan jumlah sel lemak meningkat pada trimester III kehamilan sampai
pertengahan masa bayi. Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah.
Banyak dan besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.
f. Organ-organ tubuh
Pertumbuhan
organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri. Secara umum terdapat 4
pola pertumbuhan organ, yaitu :
1.
Pola Umum ( General
pattern )
Pola
Genital ( Reproductive pattern ) .
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang panjang,
otot skelet (
pada neonatus 20-25 % berat badan ), sistem pencernaan, pernafasan, peredaran
darah dan volume darah.
2.
Pola neural ( Brain & head pattern )
Perkembangan
otak bersama-sama tulang tengkorak yang melindunginya, mata dan telinga
berlangsung lebih dini. Berat otak waktu lahir 25% berat otak dewasa.
3.
Pola limfoid (
Lymphoid pattern )
Pertumbuhan
jaringan limfoid agak berbeda dari bagian tubuh lainnya, pertumbuhan mencapai
maksimum sebelum masa adolesensi ( 13 - 15 tahun ) kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.
4.
Pola genital ( Reproductive
pattern )
Organ-organ
reproduksi mengikuti pola genital, dimana pertumbuhannya lambat pada masa
pra-remaja, kemudian disusul pacu tumbuh adolesen yang pesat.
Permasalahan
pada bayi yang ditemukan berkaitan dengan Pertumbuhan fisik adalah :
-
Kenaikan Berat badan
tidak sesuai dengan Kenaikan Berat badan Minimal di KMS
-
Bayi dengan lahir
premature/ Berat badan lahir rendah, pertumbuhan berat badannya tidak dapat
mengikuti grafik pertumbuhan di KMS
-
Tinggi badan tidak
sesuai dengan umur
-
Gigi tidak tumbuh
sesuai dengan waktunya
-
Imunisasi bayi
Disamping
permasalahan-permasalahan diatas yang terjadi pada bayi, adapula permasalahan
lainnya yang sering terjadi pada bayi dipengaruhi oleh faktor lingkungan
biologis dan lingkungan fisik, yang secara tidak langsung mempengaruhi keadaan
fisik bayi diantaranya adalah :
1. Muntah
atau Gumoh
2. GUMOH/Regurgitasi
3. Kembung
4. Sembelit/Konstipasi
5. Diare
6.
DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU)
7. DIAPER
RASH (Ruam Popok )
8. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN
TROPIKUS/Biang Keringat
9.
DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP
10. BERCAK
MONGOL
11.
FURUNKEL ATAU BISUL
B.
Segi
Psikis
Segi
Psikis lebih berkaitan dengan perkembangan anak, yaitu bertambahnya kemampuan (
skill ) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan :
-
Stimulasi
-
Motivasi belajar
-
Ganjaran ataupun
hukuman yang wajar
-
Kelompok sebaya
-
Stres
-
Lingkungan sekolah
-
Cinta dan kasih sayang
-
Kualitas interaksi
anak dan orangtua
Permasalahan
perkembangan psikis yang sering terjadi pada bayi hasil pengamatan adalah :
Perkembangan
bayi tidak sesuai dengan umurnya, padahal kepandaian
bayi normal berkembang dengan bertambahnya umur, misalnya terlambatnya bayi merangkak, bayi pendiam dan tidak aktif,
keterlambatan mengucapkan suku kata, dsb.
C. Segi Konsumsi Pangan
Disamping
dengan orang dewasa, kebutuhan bayi akan zat gizi boleh dibilang sangat kecil.
Namun jika diukur berdasarkan presentase berat badan, kebutuhan bayi akan zat
gizi ternyata melampui kebutuhan orang dewasa, nyaris dua kali lipat. Di awal kehidupannya, lambung dan usus bayi
sesungguhnya belum sepenuhnya matang. Bayi dapat mencerna gula dalam susu (
laktosa ), tetapi belum menghasilkan amilase dalam jumlah cukup, yang berarti
bayi tidak dapat mencerna semua jenis makanan, disinilah permasalahan konsumsi
pangan pada bayi mulai tampak, sebagai makhluk hidup yang bergantung pada orang
dewasa, bayi belum dapat mengatakan apa yang diinginkannya, sehingga letak
pengaturan konsumsi pangan pada bayi sangat bergantung pada orang dewasa,
karena sistem pencernaannya masih rentan dan perlu adanya adaptasi terhadap
perubahan makanan.
Masalah-masalah
yang berhubungan dengan konsumsi pangan pada bayi :
-
Terjadinya Kesulitan
makan
-
Nafsu makan rendah
-
Memilih-memilih makanan
-
Adanya gangguan proses
makan di mulut
-
Adanya alergi terhadap
makanan
-
Gangguan psikologis
-
Pengenalan disiplin
dan aturan keluarga
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Segi Fisik
Pertumbuhan fisik yang berkaitan
dengan berat badan dan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh asupan zat gizi,
Asupan zat gizi idealnya harus mengandung cukup bahan bakar ( energi ) dan
semua zat esensial sesuai kebutuhan sehari-hari, sehingga kenaikan berat badan
bayi sesuai dengan kenaikan berat badan minimal ( KBM
) dan mengikuti grafik pertumbuhan sesuai dengan KMS. Adapun permasalahan yang
sering terjadi pada bayi adalah pemberian makanan yang mengandung energi
berlebihan yang akan mengakibatkan kegemukan, sedangkan zat gizi esensial yang
diberikan berlebihan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan penimbunan
zat gizi tersebut dan dapat merupakan racun bagi tubuh seperti hipervitaminosis
A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Kegemukan merupakan salah satu
faktor resiko dalam terjadinya penyakit. Kegemukan pada bayi akan membuat proses tumbuh
kembangnya yang normal terhambat oleh karena berat badan yang lebih.
Sedangkan kebalikan
dari kegemukan adalah adanya Kekurangan kalori protein ( KKP/KEP ), dimana bayi mengalami kekurangan
asupan zat gizi berupa energi dan protein.
Seorang bayi akan tumbuh dengan
baik karena cukup Asih dan Asuh, yaitu diberikan Kasih sayang yang cukup,
Kebersihan diperhatikan, Gerak badannya aktif, pola tidur yang cukup, diberikan
imunisasi ( dari mulai Hb-0, BCG, DPT combo 1,2,3 , Polio 1,2,3,4 dan Campak ) dan
diberikan asupan nutrisi yang baik ( akan dibahas pada bagian C ).
Umur pemberian imunisasi
|
|||||||||||||||||
Bulan
|
Tahun
|
||||||||||||||||
Lahir
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
2
|
3
|
5
|
6
|
10
|
12
|
|
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
6 dT atau TT
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)
|
|||||||||||||||||
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ulangan, tiap 3 tahun
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
diberikan 2x, interval 6-12bl
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI,
periode 2004:
Umur
|
Vaksin
|
Keterangan
|
Saat lahir
|
Hepatitis B-1
|
§ HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B
ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan
dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka
masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
|
1 bulan
|
Hepatitis B-2
|
§ Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval
HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
|
0-2 bulan
|
§ BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila
uji tuberkulin negatif.
|
|
2 bulan
|
DTP-1
|
§ DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6
minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi
dengan Hib-1 (PRP-T)
|
Hib-1
|
§ Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan
dengan DTP-1.
|
|
Polio-1
|
§ Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan
DTP-1
|
|
4 bulan
|
DTP-2
|
§ DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
|
Hib-2
|
§ Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-2
|
|
Polio-2
|
§ Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
|
|
6 bulan
|
DTP-3
|
§ DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
|
Hib-3
|
§ Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada
umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
|
|
Polio-3
|
§ Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
|
|
Hepatitis B-3
|
§ HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk
mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan.
|
|
9 bulan
|
Campak-1
|
§ Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,
campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
|
Pertumbuhan
fisik lainnya adalah pertumbuhan gigi. Gigi pertama umumnya akan tampak dalam
mulut ketika bayi berusia antara 6 sampai 14 bulan. Jumlahnya sepasang di
bagian tengah dari rahang bawah atau rahang atas. Gigi ini disebut gigi seri
susu pertama. Kemudian menyusul geligi lainnya. Gigi seri kedua, gigi taring,
dan 2 gigi geraham. Keseluruhan gigi susu berjumlah 20 buah, yaitu 8 buah
geligi seri, 4 buah geligi taring dan 8 buah geligi geraham. Bila anak pada
usia 9 bulan belum tumbuh gigi, maka yang perlu orangtua ketahui adalah apakah
nutrisi/ makanan sehari-hari sudah cukup baik untuk pertumbuhan gigi juga
periksa pula rongga mulutnya, apakah sudah ada bakal gigi, namun jangan lupa
memeriksakan ke dokter akan kemungkinan penyebab lainnya.
Adapun
mengetahui gigi akan tumbuh adalah :
- Gusi akan tampak teriritasi, kemerahan, dan sedikit
menggembung
- Bila diraba akan terasa adanya puncak gigi
- Gejala lain yang mengikuti adalah meningkatnya suhu tubuh,
mual, dan anak menjadi
rewel,
tetapi tidak selalu gejala ini disebabkan oleh gigi pertama yang aka tumbuh.
Cara menjaga kebersihan gigi bayi :
-
Menidurkan bayi diatas
pangkuan ibu sehingga dengan mudah ibu dapat melihat
keadaan gigi anaknya.
-
Ambil sepotong kasa
steril 5 cm X 5 cm.
-
Taruh diantara ibu
jari dan jari telunjuk, hapuskan pada puncak gusi rahang atas dan
rahang bawah
-
Beri sedikit pasta
gigi yang mengandung Flouride pada kasa tersebut dan digosokkan
ke pemukaan gigi,
jangan lupa untuk membilasnya dengan air matang.
-
Selanjutnya bayi mulai
dilatih dengan menggunakan sikat gigi yang lembut.
-
Bersihkan gigi 2 kali
sehari,pagi setelah makan dan malam hari sebelum tidur.
Cara
mengatasi masalah pada bayi, yang secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan fisiknya :
1. MUNTAH
ATAU GUMOH
Muntah atau
emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung
secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk
mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Muntah pada
bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai
gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir,
bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini
tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang
mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang
tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung
dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
Refluks
gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa
terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila
bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Penatalaksanaan :
·
Utamakan penyebabnya
·
Berikan suasana tenang dan nyaman
·
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan
hati-hati
·
Kaji sifat muntah
·
Simptomatis dapat diberi anti emetik
(atas kolaborasi dan instruksi dokter)
·
Kolaborasi untuk pengobatan suportif
dan obat anti muntah
2. GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah
keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah
minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi
yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia
6 bulan
Penyebab :
·
Anak/bayi yang sudah kenyang
·
Posisi anak atau bayi yang salah
saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung
·
Posisi botol yang tidak pas
·
Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam
menghisap
·
Akibat kebanyakan makan
·
Kegagalan mengeluarkan udara
Penatalaksanaan
gumoh :
·
Kaji penyebab gumoh
·
Gumoh yang tidak berlebihan
merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan
memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
·
Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi
ditinggikan
·
Botol tegak lurus/miring jangan ada
udara yang terisap
·
Bayi/anak yang menyusui pada ibu
harus dengan bibir yang mencakup rapat puting susu ibu
·
Sendawakan bayi setelah minum
ASI/PASI
·
Bila bayi sudah sendawa bayi
dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas lambung ada dibawah sehingga
makanan turun kedasar lambung yang luas
·
Bila bayi tidur dengan posisi
tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
3. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan
perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab :
·
Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik menyusui
yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
·
Bayi yang minum susu formula dengan botol
Angin ikut
tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat
dan angin masuk melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan :
·
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang
benar (menutupi areola)
·
Bayi minum susu formula dengan dot :
o
Lubang dot diperiksa (tidak terlalu
kecil/besar)
o
Jika botol hampir kosong, pantat
botol dinaikkan
o
Tidak diberi empeng
o
Menyendawakan bayi setelah minum
o
Minum air hangat
o
Beri minyak kayu putih, minyak telon
pada daerah perut
4.
KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit
adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang
air besar keras
Obstipasi : obstruksi
intestinal (konstipasi yang berat)
Penyebab :
Faktor
non organik
·
Kurang makanan yang tinggi serat
·
Kurang cairan
·
Obat/zat kimiawi
·
Kelainan hormonal/metabolik
·
Kelainan psikososial
·
Perubahan mikroflora usus
·
Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
·
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps
rectum, struktur anus, tumor)
·
Kelainan otot dasar panggul
·
Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
·
Kelainan dalam rongga panggul
·
Obstruksi mekanik : atresia ani,
stenosis ani, obstruksi usus
Tanda dan
gejala :
·
Frekuensi BAB kurang dari normal
·
Gelisah, cengeng, rewel
·
Menyusu/makan/minum kurang
·
Fese keras
Penatalaksanaan :
·
Banyak minum
·
Makan makanan yang tinggi serat
(sayur dan buah)
·
Latihan
·
Cegah makanan dan obat yang
menyebabkan konstipasi
·
ASI lebih baik dari susu formula
·
Enema perotal/peranal
·
Kolaborasi untuk intervensi bedah
jika ada indikasi
·
Perawatan kulit peranal
5. DIARE
Diare adalah buang
air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak
yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab :
·
Bayi terkontaminasi feses ibu yang
mengandung kuman patogen saat dilahirkan
·
Infeksi silang oleh petugas
kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
·
Dot yang tidak disterilkan sebelum
digunakan
·
Makanan yang tercemar mikroorganisme
(basi, beracun, alergi)
·
Intoleransi lemak, disakarida dan
protein hewani
·
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella,
Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
·
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat,
lemak, protein)
·
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
·
Menurunnya daya tahan tubuh
(malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Tanda dan
gejala :
·
Gejala sering dimulai dengan anak
yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
·
Feses mula-mula berwarna kuning dan
encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya
bertambah sering
·
Cengeng, gelisah, lemah, mual,
muntah, anoreksia
·
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi,
turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung,
membran mukosa kering.
·
Pucat anus dan sekitarnya lecet
·
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
·
Pada malabsorbsi lemak biasanya
feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
·
Pada intoleransi disakarida feses
berbau asam, eksplosif dan berbusa
·
Pada alergi susu sapi feses lunak,
encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Penatalaksanaan :
·
Memberikan cairan dan mengatur
keseimbangan elektrolit
·
Terapi rehidrasi
·
Kolaborasi untuk terapi pemberian
antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
·
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
·
Memantau biakan feses pada bayi yang
mendapat terapi antibiotik
·
Tidak dianjurkan untuk memberikan
anti diare dan obat-obatan pengental feses
6. DERMATITIS
ATOPIK (EKSIM SUSU)
Dermatitis
atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak,
sering kambuh, diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda
timbulnya asma.
Penyebab :
Belum jelas,
sangat kompleks
·
“Eksim susu” dulu disangka
penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena Asi justru mengandung zat
pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
·
Faktor kulit yang kering
·
Faktor kebersihan diri (personal
hygiene) dan kebersihan lingkungan yang kurang
·
Faktor hidup kurang sehat, yaitu
istirahat dan asupan nutrisi yang kurang
·
Faktor perilaku dan emosi
·
Alergi terhadap makanan seperti
susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
Penatalaksanaan :
Mencegah
kekambuhan
·
Mencegah makanan penyebab alergi dan
memberikan makanan pengganti
·
Cegah allergen lingkungan seperti
debu rumah, tungau, serbuk-serbuk, kapuk dan lingkungan yang bersih
·
Kebersihan perseorangan yang
terjaga (seperti kulit lembab dan bersih)
·
Hindari suasana sedih, kesal dan
depresi
7. DIAPER RASH
(RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam
kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin,
sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa
bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi
karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
Penyebab :
·
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan,
tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
·
Kebersihan kulit yang tidak terjaga
·
Udara atau suhu lingkungan yang teralu
panas atau lembab
·
Kulit bayi masih peka sehingga mudah
iritasi
·
Popok yang basah karena urin dan
feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
·
Lebih parah pada bayi yang
mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi
sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
·
Infeksi jamur Candida albicans dan
infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
·
Popok yang mengiritasi akibat sabun,
karet, plastik dan detergen yang keras
·
Diare sehingga menyebabkan iritasi
kulit
Penatalaksanaan
:
·
Menjaga kebersihan dan kelembaban
daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
·
Daerah yang terkena iritasi tidak
boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
·
Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan
·
Setiap BAB dan BAK bayi segera
dibersihkan
·
Untuk membersihkan kulit yang
iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun
mild dan air hangat
·
Popok dicuci dengan detergen yang
lembut
·
Mengangin-anginkan kulit sebelum
pampers baru dipasang dan menggunakan pampers
dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
·
Menggunakan popok yang tidak terlalu
ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
·
Posisi tidur anak diatur supaya
tidak menekan kulit yang teriritasi
Pengobatan :
Mengoleskan
krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
o
Memberikan salep/krim yang
mengandung kortikosteroid 1%
o
Salep anti jamur dan bakteri
(miconazole, ketokonazole, nystatin)
8. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN
TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan
kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair
yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar
keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung),
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
:
·
Udara panas dan lembab dengan
ventilasi udara yang kurang
·
Pakaian yang terlalu ketat, bahan
tidak menyerap keringat
·
Aktivitas yang berlebihan
·
Setelah menderita demam atau panas
·
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh
bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat
keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
Penatalaksanaan :
·
Perawatan kulit yang benar
·
Biang keringat yang tidak kemerahan
dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi
·
Bila membasah, jangan berikan bedak,
karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
·
Bila sangat gatal, pedih, luka dan
timbul bisul dapat diberikan antibiotik
·
Menjaga kebersihan kuku dan tangan
(kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
9. DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP
Dermatitis
seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan
dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit
kepala bayi yang disebabkan oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat
terinfeksi staphylococcus.
Penyakit ini
biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan
badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan
konstitusionil dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal
bahwa penderita yang mengalami penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak
(sebaseus), tetapi bagaimana hubungan antara kelenjar lemak dengan penyakit ini
masih belum jelas. Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit ini akibat
makanan yang berlemak, makanan berkalori tinggi, minuman beralkohol dan
gangguan emosi.
Penyebab :
·
Kurang jelas
·
Berkaitan dengan sistem imun dan
hygiene yang buruk
·
Karena adanya vernix kaseosa/lemak
pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi staphylococcus
·
Sering terjadi pada penderita
HIV-AIDS dan anak-anak
Gejala :
·
Semacam noda berwarna kuning yang
berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi semacam kerak.
Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap), kadang di alis/bulu mata
dan telinga.
·
Exudat seborrhoic pada kulit kepala
(masalah kosmetik)
Penatalaksanaan :
·
Oleskan atau basahi kerak dengan
baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala
yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas
·
Mengeluarkan kerak yang tersangkut
di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk memudahkan perawatan)
·
Dapat juga digunakan sikat rambut
yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk menghindari iritasi pada kulit
kepala bayi
·
Pada keadaan tertentu dapat diberi
kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
·
Menjaga kebersihan bayi dengan
memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo khusus untuk bayi atau shampo
anti seboroik
10. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah bercak
kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah bokong
atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Bercak mongol adalah
pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong
yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara
perlaan-lahan selama tahun pertama.
Penatalaksanaan :
·
Bercak mongol biasanya akan menghilang
setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan
cukup dilakukan tindakan konservatif
·
Informasikan kepada keluarga untuk
mengurangi kekhawatiran/kecemasan
·
Pengobatan dapat diberikan dengan
alasan estetika
11. FURUNKEL
ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi
kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul
lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher,
ketiak dan lain-lain.
Penatalaksanaan :
·
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan,
dengan kompres basah
·
Pemberian antibiotika sistemik
B. Segi
Psikis
Perkembangan bayi
ditinjau dari 4 bidang tingkah laku ( behavior ) :
1. Motor
Characteristik
Adalah reaksi sikap
badan ( postural ), pengertian, gerakan, koordinasi badan yang umum dan
ketrampilan/kecakapan motorik yang khusus.
2. Adative
behavior
Merupakan kategori
dari bermacam-macam penyesuaian, persepsi, orientasi, keterampilan ( manual )
dan verbal yang memberikan refleks dari kemampuan atau kapasitas anak untuk
mengambil suatu pengalaman baru dan mendapat keuntungan dari pengalaman yang
lalu.
3. Language
Meliputi semua tingkah
laku berupa kecakapan dengan diri sendiri, eksprei dramatis, komunikasi dan
pengertian.
4. Personal-Social
behavior
Meliputi reaksi anak
sendiri terhadap orang lain dan terhadap pengaruh dari kebudayaan, penyesuaian
dirinya tehadap kehidupan keluarga, terhadap hak milik, kelompok sosial dan
kebiasaan masyarakat.
Dibawah
ini ditampilan Perkembangan bayi ditinjau dari 4 bidang tingkah laku ( behavior
)
Umur
|
Motor Characteristik
|
Adaptive behavior
|
Language
|
Personal social behavior
|
4 minggu
|
-
Posisi
kombinasi kepala yang miring
-
Lengan yang
satu diulurkan disampingnya dan lengan yang lainnya berada di daerah antara
kepala dan dada yang bentuknya seperti dibengkokan
|
-
Gerakan otot
yang paling aktif dalah gerakan mulut dan mata
-
Ada Sentuhan
di daerah mulut ; mulut menutup dan
mengerut
-
Gerakan
kepala mencari-cari
-
Fiksasi (
memusatkan pandangan)
|
- Perhatian terhadap suara atau bunyi-bunyian
- Intensitas dan cara menangis berbeda-beda sesuai
sebab dan keadaan
- Verbalisasi sedikit dan tidak ekspresif
|
-
Memusatkan
pandangan terhadapa keadaan yang jatuh tepat dalam pandangannya
-
Perubahan
eskpresi terhadap pendekatan social yang diberikan
|
16 minggu
|
- Tonic-neck-replex mulai berkurang
- Gerakan tangan dan lenganlebih disesuaikan
denganporsi kepala dan mata
- Dapat didudukkan dengan sandaran seperti bantal
|
- Perhatian yang lebih banyak terhadapa
lengan/tangannya
- Meraih benda-benda yang dilihat
- Memperhatikan sekeliling
|
- Memberikan suara-suara seperti mengoceh, meracau,
dan tertawa
- Menolehkan kepala terhadap suara-sura yang dikenal
- Perhatian yang besar terhadap suara orang
|
- Mengenali ibu dan orang-orang lain yang merawatnya
- Memberikan respon terhadap orang yang dilihatnya.
|
28 minggu
|
- Mencapai posisi badan setengah tegak
- Dapat duduk sendiri
- Dapat meraih benda-benda yang dilihatnya dan
memindahkan benda tersebut dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya
|
- Interaksi antara fungsi mata dan tangan yang erat
sekali
- Memperhatikan benda-benda
- Meraih benda-benda yang dilihatnya secara aktif.
|
- Secara Spontan suara-suara seperti Vokal.
Konsonan,diftong
- Siap membentuk dan meniru kata-kata seperti “ mu
“,’Ma”,”da”
- Mampu mengebal cirri-ciri tertentu yang ada di
sekelilingnya
- Lebih berkesan pada kejadian-kejadian nyata,
objek-objek yang dilihatnya secara fisik dan bunyi suara.
|
- Mampu mengeksplorasi mainan dalam jangka waktu yang
lama dengan perasaan puas
- Lebih banyak menyibukkan diri sendiri, sehingga
menimbulkan kesan mengisolasi sendiri.
|
40 minggu
|
- Kaki dapat menunjang berat badan
- Posisi duduk dapat berpaling ke satu sisi dan
bersandar pada masing-masing posisi
- Gerakan lebih halus dari tangan, dapat melakukan
gerakan menjepit
|
- Gerakan neuromotor yang lebih halus dalam mekanisme mengunyah
- Mulai memperhatikan hal-hal detail
- - Kesadaran akan adanya benda-benda yang lebih dari
satu
|
- Tidak lagi memusatkan perhatian dari diri sendiri
tetapi lebih banyak terhadap dunia luar
- Berusaha untuk meniru gerakan-gerakan ekspresi muka
dan suara
- Memberikan respons terhadap nama sendiri
- Mengerti kata-kata tertentu seperti boleh, jangan,
ya,tidak
- Mulai menguasai satu atau dua kata
|
- Sudah dapat menempatkan diri terhadap
kegiatan-kegiatan rutin yang terjadi setiap hari
- Dapat bermain snediri selama 1 jam atau lebih, akan
tetapi lebih suka orang berada disekelilingnya
- Tersenyum terhadap bayangan sendiri di kaca
- Menunjukkan sifat malu bila didkeati orang yang
masih asing
|
1 Tahun
|
- Dapat merangkak dengan tangan dan kaki
- Mempunyai dorongan untuk mengangkat kedua kakinya
dan siap untuk berdiri tanpa dibantu
- Dapat melangkah denganbantuan dan gerakan tangan
dapat dikontrol
|
- Menunjukkan perkembangan penghargaan terhadap bentuk
dan angka
- Memberikan refleksi dari kepekaan yang baru terhadap
contoh-contoh yang ditiru
|
- Mendengar dengan penuh perhatian terhadap kata-kata
- Mengulang kata-kata yang umum dengan berulang-ulang
- Imitasi/meniru kata-kata
- Mulai mengadakan penyesuaian terhadap kata-kata
- Mulai menambah 2 atau lebih kata-kata ke dalam
pembendaharaan kata-kata
- Berusaha untuk menarik perhatian dengan suara
batuk-batuk atau berteriak bila tidak menggunakan kata-kata
- Mendekati bayangan dirinya di cermin dengan
menggunakan vokalisasi
|
- Sudah mulai mempunyai status social dalam kelompok
keluarga dan sekali-kali menjadi pusat perhatian
- Menunjukkan kecendrungan yang signifikan untuk
mengulang pembicaraan-pembicaraan yang ditertawakan
- Mulai merasa ada identitas diri yang akan menjadi
dasar dari perkembangan kepribadian
- Mampu menunjukkan perasan marah affeksi, ketakutan,
irihati, rasa simpati, ,e,neriak respon terhadap musik
- Mulai dapat berdiri sendiri
- Dapat ,akan dengan menggunakan tangan dan jari
- Memperlihatkan persepsi yang lebih banyak terhadap
orang lain
- Mengembangkan kapasitas untuk mempengaruhi dan
menyesuaikan diri terhadap emosi orang lain
|
Adapun
Perkembangan dari bulan ke bulan 0-12
bulan sebagai berikut :
Usia
|
Keterampilan-keterampilan Utama
|
Kerampilan-keterampilan yang akan dikuasai
|
Keterampilan-keterampilan lebih lanjut
|
1 bulan
|
· Mengangkat
kepala ketika berbaring tengkurap
· Merespon
suara.
· Menatap
wajah
|
· Pandangan
bayi untuk dapat mengikuti objek walaupun hanya beberapa saat.
· Mengeluarkan
suara: oohdan aah
· Dapat
melihat pola berwarna hitam-putih
|
· Tersenyum,
tertawa
· Menahan
kepala pada 45 derajat.
|
2 bulan
|
· Suara: coo dan gumamam
· Dapat
mengikuti benda lebih lama
· Mulai
memperhatikan tangannya
· Dapat
mengangkat kepala dan menahannya untuk beberapa saat.
|
· Tersenyum,
tertawa
· Menahan
kepala pada posisi 45 derajat
· Dapat
membuat gerakan-gerakan yang lebih teratur (lebih halus)
|
· Dapat
menegakkan kepala dan menahannya agak lama
· Kaki
sudah cukup kuat untuk menahan beban ringan
· Dapat
mengangkat kepada dan bahu saat tidur dengan posisi tengkurap.
|
3 bulan
|
· Dapat
mengenali wajah dan wangi tubuh orang yang biasa dekat dengannya (ibu )
· Dapat
mengangkat kepala dan menahannya dengan stabil.
· Visual:
dapat mengikuti obyek yang bergerak.
|
· Dapat
berteriak, nyerocos, dan tertawa kecil (terkekeh)
· Memainkan
ludah menjadi gelembung (balon)
· Dapat
mengenali suara orang-orang terdekat.
· Dapat
melakukan minipush-up.
|
· Dapat
berguling, dari tengkurap menjadi terlentang
· Dapat
berespon terhadap suara keras
· Dapat
mengarahkan kedua tangan untuk memegang mainan.
|
4 bulan
|
· Tersenyum,
tertawa
· Dapat
mengangkat beban pada kakinya
· Tertawa
kecil (terkekeh) bila Anda berbicara dengannya
|
· Dapat
menggenggam mainan
· Berguling,
dengan posisi dari belakang ke depan
|
· Meniru
suara : “baba”, “dada”
· Tumbuh
gigi pertama
· Mulai
siap untuk makanan lunak selain ASI.
|
5 bulan
|
· Dapat
membedakan warna-warna dasar (mencolok)
· Mulai
bermain dengan tangan dan kakinya.
|
· Dapat
mengenali namanya, terutama bila dipanggil
· Berespon
terhadap suara-suara baru yang datang padanya
· Dapat
berguling dari tengkurap ke depan dan sebaliknya.
|
· Mulai
dapat duduk sendiri beberapa saat.
· Mulai
memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
· Mulai
muncul kecemasan akan perpisahan dengan orang terdekat (biasanya orangtua)
|
6 bulan
|
· Dapat
menoleh ke arah suara-suara baik benda maupun orang-orang di sekitarnya.
· Menirukan
suara atau bunyi-bunyian.
· Berguling
dari tengkurap ke terlentang dan sebaliknya.
|
· Sudah
siap untuk makan makanan lunak (tidak ASI Ekslusif lagi).
· Dapat
duduk sendiri tanpa sandaran.
· Senang
memasukkan benda-benda ke mulutnya.
· Dapat
memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya. (misal: dari tangan
kiri ke tangan kanan).
|
· Dapat
melambaikan tangan (lambaiangoodbye)
· Dapat
berdiri dengan berpegangan pada benda-benda di sekitarnya.
· Dapat
membenturkan dua objek (misalnya: mainannya saling dibenturkan)
· Mulai
mengerti benda-benda yang dipegangnya.
|
8 bulan
|
· Dapat
berkata ”mama” dan ”dada”, kepada kedua orang tuanya (namun tidak spesific
mama untuk ibu, dada untuk ayah).
· Dapat memindahkan benda atau mainan dari tangan yang
satu ke tangan yang lainnya.
|
· Berdiri
dengan berpengangan
· Merangkak
· Dapat
menunjuk benda
· Mencari
benda-benda yang disembunyikan.
|
· Belajar
untuk berdiri sendiri.
· Dapat
mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk (seperti menjepit).
· Mulai
dapat mengekspresikan keinginannya dengan bahasa tubuh (misalnya meminta susu
dengan menunjuk tempat susu).
|
9 bulan
|
· Dapat
berdiri dengan berpegangan.
· Mulai
mengoceh.
· Mulai
mengenali &mengetahui benda-benda disekitarnya.
|
· Mulai
mengeksplorasi/ berjalan sambil berpegangan.
· Dapat
minum dari gelas bertutup (sippy cup-gelas bertutup yang ujung tutupnya
bercorong bolong-bolong seperti dot)
· Dapat
makan dengan menggunakan tangannya sendiri.
· Dapat
membeturkan dua benda yang ada ditangannya.
|
· Bermain
ciluk ba
· Dapat
mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat (mama kepada ibu dan dada ke ayah)
|
10 bulan
|
· Melambaikan
tangan (goodbye)
· Mengambil
benda dengan ibu jari dan telunjuk seperti menjepit (menjumput)
· Dapat
merangkak dengan baik.
|
· Mengatakan
’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
· Dapat
mengekspresikan keinginannya dengan gerakan
|
· Dapat
berdiri sendiri dalam beberapa saat
· Dapat
menaruh barang ke dalam tempat tertentu (misalnya kotak)
|
11
bulan
|
· Mengatakan
’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
· Bermain
ciluk ba
· Dapat
berdiri sendiri untuk beberapa detik.
· Mengeksplorasi
sekitarnya
|
· Mulai
mengerti ’tidak’ dan instruksi singkat lainnya (misalnya ambil, itu)
· Mulai
suka menaruh atau memindahkan benda ke dalam tempat tertentu (misalnya kotak)
|
· Mengatakan
1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
· Dapat
membungkuk dari posisi berdiri.
|
12
bulan
|
· Meniru
orang lain
· Menyatakan
keinginan dengan gerakan tubuh (seperti menunjuk, menggeleng, mengangguk)
|
· Mulai
berjalan beberapa langkah
· Mengatakan
1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
|
· Berjalan
sendiri
· Membuat
coretan dengan crayon
· Mengatakan
2 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
|
Cara
Menstimulasi Perkembangan bayi :
Umur
|
Kemampuan gerak kasar
|
Kemampuan gerak halus
|
Kemampuan bicara bahasa
|
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
|
0-3 bulan
|
a.
Mengangkat kepala
Letakkan
bayi telungkup, gerakan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-suara
gemvira deadpan bayi agar dia belajar mengangkat kepalanya
b. Berguling-guling
Letakkan
mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat meilhat dan tertarik pada
mainan terserbut, kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi lain dengan
perlahan, awalnya perlu dibantu dengan cara menyilangkan pahanya agar bayi
ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling
c.
Menahan Kepala tetap tegak
Gendong
bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar mehanan kepalanya tetap tegak
|
a.
a. Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
b.
Ikat sebuag
tali menyilang di atas tempat tidur bayi dan gantungkan mainan yang dapat
berputar dan berbunyi.
c.
b.
memperhatikan benda bergerak
d.
bayi senang
memperhatikan wajah orang lain, gambar, benda atau mainan menarik, letakkan
wajah anda, benda yang cerah lalu gerakkan dari satu sisi ke sisi lainnya.
e.
C. Melihat
benda-benda kecil
f.
Pangku bayi
lalu jatuhkan sebuah benda kecil misalnya kacang, perhatikan apakan bayi anda
memperhatikannya
g.
d.
Memegang benda
h.
Letakkan
benda/mainan kecil yang berbunyi pada tangan bayi/punggung bayi
i.
e. Meraba dan merasakan bentuk permainan
j.
Ajak bayi
meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan seperti mainan binatang,
mainan plastic, kain perca,karet dsb.
|
a.
Berbicara
Setiap hari, bicara dengan bayi sesering mungkin
b.
Meniru suara-suara
Tirukan suara-suara bayi sesering mungkin, maka ia akan menirukan
kembali suara anda
c. Mengenali berbagai suara
Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti music, radio, TV, orang
berbicara
|
a. Memberi rasa aman dan kasih sayang
Sesering mungkin peluk dan belai bayi anda
b.
Mengajak bayi tersenyum
Sesering mungkin
c. Mengajak bayi mengamati dan mengamati benda-benda
disekitarnya
d. Meniru ocehan dan mimic muka bayi
e. Mangayun bayi
f.
Meninabobokan
|
3-6 bulan
|
a.
Stimulasi terus dilanjutkan
- Berguling, menahan kepala tetap tegak
b.
Menyangga berat
Angkat bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan
turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh tempat tidur
c.
Mengembangkan control terhadap kepala
Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi
telentang,, pegang kedua pergelangan tanganbayi tarik bayi perlahan-lahan
d.
Duduk
Bantu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi didudukkan di kursi
dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang,
|
k.
a. Stimulasi
dilanjutkan :
l.
– Melihat,meraih, dan menendang mainan gantung
m.
– Memperhatikan bedan bergerak
n.
– Melihat benda-benda kecil
o.
– Meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan
p.
b. Memegang benda dengan kuat
q.
Letakkan
sebuah mainan kecil yang berbunyi/warna cerah ditangan bayi
r.
C. memegang benda dengan kedua tangan
s.
Letakkan
sebuah benda di tangan bayi perhatikan apakah ia memindahkan ke tangan
lainnya.
t.
d. Makan sendiri
u.
Beri
kesempatan kepada bayi untuk makan sendiri, mula-mula dengan biscuit
v.
e. Mengambil benda-benda kecil
w.
Letakkan benda-benda kecil seperti
remah-remah makanan atau potongan-potongan biscuit dihadapan bayi
x.
|
a.
Stimulasi yang perlu dilanjutkan
– Berbicara
- Meniru suara-suara
- Mengenali berbagai suara
b.
Mencari
sumber suara Ajari bayi memalingkan
mukanya kea rah sumber suara
c.
Menirukan kata-kata
Ketika berbicara dengan bayi. Ulangi beberapa kata berkali-kali dan
usahakan agar bayi menirukannya.
|
a. Stimualasi yang dilanjutkan : Memberi rasa aman,
mengamati,mengayunkan,meninabobokan
b. Bermain cilukba
c. Melihat dirinya pada kaca
d. Berusaha meraih mainan
Letakkan mainan sedikit dilaur jangkauan bayi
|
6-9 bulan
|
a.
Stimulasi yang dilanjutkan
Menyangga berat, mengembangkan control terhadap kepala, duduk
b.
Merangkak
Letakkan benda diluar jangkauan bayi,usahakan ia mau merangkak
c.
Menarik ke posisi berdiri
Dudukkan bayi di tempat tidur, lalu tarik bayi ke posisi berdiri
d.
Berjalan Berpegangan
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya di
depan bayi dan jangan terlalau jauh
e. Berjalan dengan bantuan
Pegang kedua belah tangan bayi dan buat agar ia melangkah
|
a.
Stimulasi
yang dilanjutkan :
- Memegang benda dengan kuat
- Memegang benda dengan kedua tangan
- Mengambil benda-benda kecil
b.
Memasukkan
benda ke dalam wadah :
Ajari bayi memasukan mainan ke dalam wadah
c.
Bermain genderang
d.
Memegang alat tulis dan mencorat coret
e.
Bermain-main yangmengapung di air
f.
Membuat bunyi-bunyian
g.
Menyembunyikan
dan mencari mainan
|
a.
Stimulasi yang perlu dilanjutkan
– Berbicara
- Mencari suara-suara
- Mengenali berbagai suara
- Menirukan kata-kata
b.Menyebutkan
nama gambar-gambar di buku
c. Menunjuk dan menyebutkan nama-nama
|
a.
Stimualasi
yang dilanjutkan : Memberi
rasa aman, mengamati,mengayunkan,meninabobokan, Bermain cilukba, Melihat
dirinya pada kaca
b. Permainan bersosialisasi
c. Ajak bayi bermain dengan orang lain
|
9-12 bulan
|
a.
Stimulasi
yang dilanjutkan :
Merangkak,
berdiri, berjalan sambil berpegangan, berjalan dengan bantuan
b. Bermain bola
c.
Membungkuk
d.
Berjalan sendiri
e.
Naik
tangga
|
a. Stilumasi yang dilanjutkan :
- Memasukan wadah ke dalam mainan
Bermain dengan mainan yang mengapung
b.
Menyusun balok/kotak
c. Menggambar
d. Bermain dengan kapur
|
a.
Stimulasi
yang perlu dilanjutkan
:berbicara, menjawab pertanyaan, menyebutkan dan menunjuk gambar
b.
Menirukan
kata-kata
c.
Bervicara
dengan boneka
d.
Bersenandung dan bernyayi
|
a. Stimualasi yang dilanjutkan : Memberi rasa aman,
mengamati,mengayunkan,meninabobokan, Bermain cilukba, bersosialisasi
b. Minum snediri dari sebuah cangkir
c. Makanbersama-sama
d. Menarik mainan yang letaknya agak jauh
|
C.
Konsumsi Pangan
Kebutuhan
gizi bayi lebih sedikit dari kebutuhan orang dewasa, namun jika
dibandingkan per unit berat badan maka
kebutuhan gizi bayi lebih besar dari usia perkembangan lain. Makanan bergizi
menjadi kebutuhan utama bayi pada proses tumbuh kembangnya sehingga kelengkapan
unsur pada bayi hendaknya perlu diperhatikan dalam makanan sehari-hari yang
dikonsumsi bayi.
1.
Kebutuhan Gizi Bayi
a.
Energi
Kebutuhan
energi pada bayi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang terkandung
dalam makanan sehari-harinya. Kebutuhan energi bayi meningkat sejalan dengan
kenaikan berat badannya. Hal ini dikarenakan pada masa bayi terjadi proses pertumbuhan
yang sangat cepat sehingga kebutuhan energi juga besar. Kebutuhan energi pada 2
bulan pertama adalah 120 kkal per kilogram berat badan. Selama 6 bulan pertama
kehidupannya, bayi membutuhkan energi sebanyak 115-120 kkal perkilogram berat
badan, sedangkan untuk bayi usia 6-12 bulan rata-rata kebutuhan energinya
105-110 kal perkilogram berat badan.
Kebutuhan energi bayi
diantaranya digunakan untuk meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan, melakukan aktivitas fisik ketika tidur dan bangun, mengatur
suhu tubuh, metabolisme makanan, serta untuk proses penyembuhan penyakit.
b.
Protein
Protein
sangat penting pada tumbuh kembang bayi sejak dalam kandungan
ibu sampai dilahirkan,
sehingga protein harus selalu ada dalam makanan yag dikonsumsi. Asupan protein
pada bayi sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan adalah 2,2 gram perkilogram
berat badan, sedangkan untuk bayi usia 6 bulan sampai dengan 12 bulan
membutuhkan protein 1,6 gram per kilogram beratbadan.
Asupan protein yang kurang akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan jaringan dan organ serta terhambatnya
pertumbuhan yang akan berpengaruh terhadap tinggi badan, berat badan dan
lingkar kepala. Sedangkan asupan protein yang berlebihan pada bayi akan menyebabkan kelebihan asam amino yang
harus dimetabolisi dan dieliminasi sehingga akan memperberat kerja ginjal dan
hati.
Kegunaan protein bagi tubuh bayi
adalah sebagai berikut :
-
Menjaga proses
fisiologi tubuh karena protein merupakan bahan baku pembentukan
hormon, protein plasma,
antibodi dan kromosom.
-
Berperan dalam
perkembangan tubuh yaitu penting bagi pertumbuhan, pemulihan,
dan memelihara stuktur
tubuh.
-
Berperan dalam
metabolisme tubuh sebagai enzim, mempercepat dan terlibat aktif serta dalam
reaksi biologis dan kimiawi dalam tubuh.
-
Memelihara
keseimbangan cairan dan asam basa. Molekul protein merupakan sistem penyangga
yang efektif dalam mengontrol keseimbangan asam basa.
-
Sebagai sumber energi
-
Sebagai penawar racun
( detoksifikasi )
c.
Lemak
Tidak
ada rekomendasi khusus akan kebutuhan lemak pada bayi. ASI
menyiapkan 55% energi
yang berasal dari lemak, hal ini akan memperlihatkan bahwa betapa pentingnya
asupan lemak pada bayi. Kebutuhan lemak pada bayi semuanya berasal dari ASI,
ataupun susu formula, serta makanan pendamping ASI. ASI lebih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh yang proses penyerapannya di dalam alat pencernaan bayi
aka lebih cepat dibanding asam lemak jenuh yang berasal dari susu sapi. ASI
juga mengandung asam lemak omega 3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak.
Bayi membutuhkan lemak dalam jumlah
banyak untuk metabolisme pada sistem reproduksi ( gonad ) dan perkembangan
otak. Lemak juga dibutuhkan bayi untuk memberikan energi pada proses
metabolisme di hati, otak, otot, dan termasuk jantung. Kebutuhan lemak akan berubah dan menurun
ketika bayi sudah menjadi lebih besar dan menerima makanan padat.
d.
Karbohidrat
Kebutuhan
karbohidrat sangat tergantung pada besarnya kebutuhan energi. Sumber
karbohidrat utama bagi bayi adalah Laktosa yang terdapat dalam ASI. ASI yang
dikonsumsi bayi mengandung laktosa sekitar 7%. Kadar laktosa yang tinggi akan
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus dalam usus bayi sehingga
dapat mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, kadar laktosa yang tinggi dapat
memperbaiki penahanan ( retensi ) beberapa mineral penting untuk pertumbuhan
bayi, seperti kalium, fosfor dan magnesium.
Bayi yang sudah mulai
mendapatkan makanan padat akan memperoleh karbohidrat dari makanan jenis
buah-buahan ( glukosa ), madu ( fruktosa ), serta gula pasir ( sukrosa ). Karbohidrat sebagai sumber energi
dibutuhkan dalam jumlahh yang besar guna proses pertumbuhan bayi yang sangat
cepat semenjak dilahirkan.
e.
Vitamin
Vitamin
merupakan unsur esensial bagi gizi normal. Vitamin adalah suatu zat organik
yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, tetapi diperlukan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, perkembangan tubuh dan pemeliharaan kesehatan. Kecuali Vitamin D,
semua kebutuhan vitamin pada bayi yang mendapatka ASI akan terpenuhi selama
mendapatkan ASI dalam jumlah cukup dan ibu memiliki status gizi yang baik.
Kebutuhan vitamin D dapat terpenuhi dengan mengaktifkan vitamin D yang ada
dalam tubuh bayi dengan cara mendapatkan penyinaran sinar matahari. Penyinaran
oleh sinar matahari berlangsung selama 10-15 menit tiap hari. Hal ini akan
memenuhi kebutuhan bayi akan vitamin D sebesar 5 microgram ( 200 IU ) per hari.
Setelah bayi mulai dengan makanan padat, bayi memperoleh vitamin dari asupan
makanan padatnya di samping dari ASI yang masih terus diberikan.
f. Mineral
Kebutuhan
mineral pada bayi dapat dipenuhi melalui pemberian ASI dan ketika bayi mulai
mendapatkan makanan padat juga dapat diperoleh melalui makanan pendamping ASI.
Manfaat mineral secara umum adalah untuk membangun jaringan tulang dan gigi,
mengatur tekanan osmose dalam tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan
otot-otot syaraf, serta membuat berbagai enzim.
g.
Air
Kecukupan
air pada bayi merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Kecukupan air pada
bayi usia 3 bulan sebanyak 150 ml/kg BB. Kecukupan air pada bayi lebih besaar
daripada orang dewasa karena kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi
lebih besar. Kecukupan cairan pada bayi harus sangat diperhatikan karena bayi
biasanya rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kehilangan air, seperti
diare, demam dan muntah-muntah.
2.
Pola Pemberian Makanan
pada bayi menurut umur
Pola
makan pada kelompok bayi berbeda dengan orang dewasa dikarenakan kemampuan
fisiologis bayi belum berkembang secara sempurna sehingga pola pemberian
makanan kepada bayi harus diberikan sesuai usianya. Pemberian makanan pada bayi
harus diberikan secara bertahap, baik bentuk, jenis makanan, frekuensi atau
jumlahnya.
a. Usia
bayi 0-6 bulan
Selama
ibu hamil, bayi menerima makanan dari ibu melalui placenta. Setelah bayi lahir,
makanan bayi hanya didapat dari ibu yaitu
Air Susu Ibu ( ASI ). Pemberian ASI harus dilakukan segera setelah bayi lahir
dalam waktu 1 jam pertama. Sampai usia 6 bulan, bayi cukup mendapatkan asupan
makanan dari ASI tanpa ditambah makanan atau minuman lain karena ASI mengandung
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi
pada 6 bulan pertama kehidupannya ( ASI ekslusif ). ASI pertama yang diberikan
bayi disebut kolostrum, kolostrum ini sedikit lebih kental dan berwarna
kekuningan. Kolostrum mengandung lemak, protein dan sistem kekebalan.Sistem
kekebalan pada bayi diperoleh dari ibunya dan tetap ada sampai beberapa bulan
setelah lahir. Beberapa hari setelah persalinan, komposisi kolostrum ini
berubah menjadi komposisi normal ASI ( mature milk ).
Manfaat Pemberian Asi bagi bayi :
-
Mengandung zat gizi
yang sesuai dengan bayi
-
Mengandung zat
kekebalan
-
Mempunyai efek
psikologis
-
Menyebabkan
pertumbuhan yang baik
-
Mengurangi kejadian
karies gigi
-
Mengurangi kejadian
malokusi rahang dan lidah ( gigi tonggos )
Manfaat bagi Ibu :
-
Menyusui akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembalian
uterus kepada kondisi fisiologis sebelum kehamilan dapat berlangsung dengan cepat
-
Memperkecil resiko
perdarahan setekah melahirkan
-
Mengurangi resiko
terkena penyakit kanker, seperti kanker payudara dan kanker indung telur
-
Menyusui dapat
mengurangi kemungkinan untuk hamil karena menyusui menyebabkan kesuburan ibu
berkurang untuk beberapa bulan.
-
Pemberian ASI lebih
praktis, ekonomis dan higienis.
Pemberian ASI dilakukan sesering
mungkin tanpa batas waktu. Biasanya dalam sehari diberikan antara 5-7 kali
dengantotal jumlah ASI perhari 720-960 ml, sedangkan jumlah ASI yang diberikan
untuk setiap kali bayi disusui sebanyak 100-200 ml.
Jika
bayi mendapatkan makanan pendamping ASI ( sebelum usia 6 bulan ) terlalu dini
maka akan meningkatkan resiko penyakit diare serta infeksi lainnya. Selain itu
juga akan menyebabkan jumlah ASI yang diterima bayi berkurang, padahal komposisi
ASI pada 6 bulan pertama sangat cocok untuk kebutuhan bayi, akibatnya
pertumbuhan bayi akan terganggu. Sebaliknya jika makanan pendamping diberikan
terlambat ( melewati usia 6 bulan ) maka bayi akan mengalami kekurangan zat
gizi terutama energi dan protein juga zat besi. Akibatnya akan menyebabkan
pertumbuhan bayi terhambat, bayi mengalami anemia, atau defisiensi zat gizi
lainnya.
b. Usia
6-9 bulan
Setelah
Usia 6 bulan ASI tetap diberikan
namun tidak sebagai makanan utama sehingga bayi sudah harus diperkenalkan
dengan makanan yang dikenal dengan istilah makanan pendamping ASI ( MPASI ).
Makanan pendamping dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan bayi yang semakin
meningkat sesuai bertambahnya umur.
Setelah usia 6 bulan, bayi biasanya
memiliki tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa bayi siap menerima makanan lain
selain ASI, diataranya yaitu :
a.
Memiliki kontrol terhadap kepala yang ditunjukkan dengan kemampuan bayi
mempertahankan posisi kepala yang tegak dan mantap.
b. Memiliki kemampuan
untuk duduk dengan nyaman minimal 10 menit.
c. Membuat geraka
mengunyah
d. Menunjukkan adanya
peningkatan berat badan
e. Mulai tertarik
terhadap makanan.
Makanan
pendamping untuk usia 6-9 bulan adalah berupa bubur susu sampai dengan nasi tim
lumat. Pemberian makanan dimulai dengan bertesktur sangat lembut dan encer
kemudian bertahap ke bentuk yang lebih kental. Frekuensi pemberian makanan
pendamping sebanyak 2 kali sehari dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur.
Usia 6 bulan deberikan 6 sendok maka 7 bulan 7 sendok makan, dan memasuki usia
8 bulan sebanyak 8 sendok makan.
c. Usia 10-12 bulan
ASI
tetap diberikan dengan ditambah makanan padat berupa bubur nasi sampai dengan
nasi tim. Frekuensi pemberian makanan pendamping sebanyak 3 kali sehari atau
lebuh tergantung kemampuan bayi dalam menerima makanan dengan jumlah yang
disesuaikan dengan umur. Usia 9 bulan diberika sebanyak 9 sendok makan, usia 10
bulan 10 sdm, dan memasuki 11 bulan sebanyak 11 sdm.
TAHAP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING
|
6-8 bulan
|
8-10 bulan
|
10-12 bulan
|
12-18 bulan
|
Tekstur makanan
|
Makana Lumat
|
Makanan Lembik
|
Makanan Lunak
|
Makanan Keluarga
|
Contoh makanan dapat diperkenalkan
|
Bubur
susu, pisang kerok, sari tomat, bubur sari kacang hijau, sari buah jeruk,
bubur saring campur ikan/hati
Makanan
pertama : umumnya berupa bubur tepung beras
|
Bubur
nasi campur dengan sayuran. Kentang halus campur, biscuit.
|
Nasi tim
campur, mie, telur puyuh/ikan dengan sayuran, bubur ayam, setup pepaya
|
NAsi
keluarga, makanan yang lebih bervariasi rasa maupun tekstur
|
JADWAL
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI MENURUT UMUR
Jam
|
6-8 bulan
|
8-10 bulan
|
10-12 bulan
|
12-18 bulan
|
06.00
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
08.00
|
Bubur susu
|
Bubur Susu
|
Nasi tim utuh
|
Nasi lengkap keluarga
|
10.00
|
Buah
|
Buah
|
Buah-biskuit/ bubur susu
|
Buah-biskuit
|
12.00
|
ASI
|
Nasi tim saring/kasar
|
Nasi tim utuh
|
Nasi keluarga lengkap
|
14.00
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
16.00
|
Buah
|
Biskuit
|
Buah-biskuit/bubur
|
Buah-biskuit
|
18.00
|
Nasi Tim Saring
|
Nasi tim saring/kasar
|
NAsi tim utuh
|
Nasi keluarga
|
20.00
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
ASI
|
-
Berikan makanan
selingan 2 kali sehari antara waktu makan, berupa biskuit, pisang, bubur kacang
hijau, ataupun nagasari.
-
Sebagai selingan dapat
diberikan sari buah yang manis dan disaring.
-
Bubur saring hanya
boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, sedangkan makanan yang dicincang
diberikan setelah bayi pandai mengunyah.
-
Setiap kali makan
cukup perkenalkan satu jenis makanan saja dalam jumlah kecil. Jika bayi tidak
dapat menerima suatu jenis makanan dan nenimbulkan rekasi alergi maka untuk
sementara pemberian jenis makanan tersebut dihentikan.
-
Tambahkan telur/ikan/tahu/tempe/daging
sapi/wortel/bayam/santan/minyak pada makanan pendamping.
-
Memperkenalkan sayur dan dan buah yang
berserat rendah seperti wortel, tomat, bayam, jeruk, pisang, pepaya, alpukat
dan pir.
-
Makanan sebaiknya tidak
dicampur karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan.
-
Bayi dapat diajari
makan dan minum sendiri menggunakan sendok dan gelas
-
Makanan padat jangan
dimasukkan ke dalam botol susu atau membuat lubang dot lebih besar yang
mengesankan bayi seolah-olah seperti bayi menyusu.
-
Tetap berikan ASI sampai anak berusia
2 tahun
Cara
mengatasi masalah konsumsi pangan pada bayi :
1. Sulit
Makan
Bayi
pada usia ini biasanya sudah bisa menentukan makanan apa yang lebih ia sukai
dibandingkan makanan lainnya. Anda mungkin akan melihat bayi Anda lahap memakan
satu jenis makanan dan menolak jenis makanan yang lain. Terkadang mungkin ia
akan bermain dengan makanan yang Anda berikan, atau malah membuangnya ke
lantai.
Satu
hal yang perlu Anda perhatikan berkaitan dengan makanan adalah kemandirian bayi
Anda. Pada tahap ini, keinginan si kecil untuk melakukan segala sesuatu sendiri
semakin meningkat, termasuk dalam hal makan.
Terkadang
yang membuat bayi Anda “protes” bukan makanan yang Anda berikan kepadanya, melainkan
ketidakpedulian Anda terhadap keinginannya untuk bisa makan sendiri
Alasan
lain yang bisa menyebabkan bayi Anda susah makan adalah tekstur makanan yang
Anda berikan, sehingga berikut beberapa tips dan trik dapat dilakukan untuk
mengatasi kesulitan makan anak :
-
Ketika makan jangan terburu-buru si kecil untuk segera
menelan makaan yang ada di mulutnya. Beri ia waktu untuk mengunyah dan
menelannya. Selain itu penting pula
kiranya Ibu memberinya motivasi.
-
Ibu yang kreatif biasanya senang mencari-cari resep dan
membuat berbagai macam kreasi makanan. Makanan yang bervariasi memang penting
untuk membangkitkan selera makan si kecil. Namun, sebaliknya periksa kondisi si
kecil terlebih dahulu sebelum anda mengenalkan makanan baru tersebut.
-
Anda dapat menghibur si kecil dengan permainan imajinatif
seraya dia makan. Sehingga pengalaman makan merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan baginya.
-
Terkadang bayi malas makan makanan tertentu. Jika itu
terjadi, sebaiknya jangan memaksanya. Hentikan dulu memberikan makanan padat tersebut pada si kecil. Ibu dapat mengganti dengan
makaan yang lain yang sekiranya disukai si kecil. Ibu dapat mengulanginya
memberikan makanan tersebut setelah satu minggu kemudian.
-
Kandungan gizi dalam ASI dapat memenuhi seluruh kebutuhan
gizi pada bayi. Jadi, tidak ada salahnya tetep memebrikan ASI selama bayi anda
masih mau. Bahkan disaranka ibu tetap memberikan ASI hingga si kecil berusia
dua tahun.
-
Kesulitan makan juga dapat terjadi jika sistem pencernaan
mengalami gangguan atau ia menderita penyakit ringan. Ia biasanya haya mau
minum susu saja. Jika S kecil makan memang karena hal tersebut, maka jangan
memaksanya. Biarkan si kecil sembuh dari sakitnya terlebih dahulu, baru
kemudian ibu dapat memberinya makanan padat lagi. Selera makan si kecil akan
kembali seperti semula setelah ia sembuh dari sakitnya.
-
Sebaiknya ibu menghindari memberikan makanan padat bayi
melalui botol. Lebih baik jika ibu memberikan makanan tersebut dengan
menggunakan sendok. Jangan lupa mencuci tangan sebelum memberikan makan.
-
Jangan kecewa bila si kecil menolak makaan yang Ibu siapkan.
Bersikaplah santai. Ibu dapat mencobanya kembali esok hari. Seperti rasa marah,
rasa kecewa ini juga dapat mempengaruhi suasana hati si kecil. Hal tersebut
dapat memberinya pengalaman yang tidak menyenangkan pada saat makan.
2. Nafsu
Makan Rendah
Secara
umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan menjadi 3 faktor,
diantaranya hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh
pskologi. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafus makan, diikuti gangguan
proses makan. Sedangkan faktor psikologis yag dulu dianggap sebagai penyebab
utama, mungkin saat ini mulai ditinggalkan dan sangat jarang. Berkurang atau
hilanganya nafsu makan biasanya karena gangguan fungsi pencernaan, gagguan
fungsi pencernaan tersebut akdang tampak ringan seperti tidak ada gagguan.
Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya gangguan tersebut adalah perut
kembung, sering cegukan, sering buang angin, sering muntah atau seperti hendak
muntah bila disuapi. Gampang timbul muntah terutama bila mengangis, berteriak,
tertawa, berlari atau marah. Sering nyeri perut sesaat, bersifat hilang timbul.
Sulit buang air besar, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang
air besar sering. Kotoran tinja berwarna
hitam atau hijau, berbentuk keras, bulat seperti kotoran kambang atau cair
disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat bercak darah. Gangguan
tidur maan: malam rewel, kolik, tiba-tiba mengigau atau menjerit, tidur bolak
balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur. Lidah tampak kotor, berwarna putih
serta air liur bertambah banyak dan mulut berbau.
3. Memilih-milih
makanan
Biasanya
ada beberapa makanan yang sering ditolak oleh bayi, diantaranya daging, serat
daging yang kasar dan cukup liat sering membuat anak kesulitan
mengunyahnya. Jika ini masalahnya, sebaiknya anda coba terlebih dahulu hidangan
daging yang akan diberikan pada si kecil, apakah cukup empuk atau tidak. Pilih
daging has dalam yang empuk dan sajikan dalam potongan kecil-kecil sehingga ia
tak perlu menggigit untuk
memotong keratan yang masuk ke mulutnya atau daging giling. Selain daging,
makanan yang sering ditolak oleh bayi adalah sayur, penyebabnya mungkin karena
serat sayuran yang sulit dikunyah dan ditelan. Rasa sayur juga kurang disukai
apalagi penampilan sayuran kurang menarik, Berikut tips dan trik agar bayi kita
menyukai sayuran :
1. Jika anak tidak menyukai satu jenis sayuran yag anda
berikan. Ganti dengan jenis sayuran lain. Sajikan
sayur dengan wadah berbeda dan menarik.
Berikan
sayur sebelum si kecil makan yaitu ketika ia sedang lapar-laparnya
2. Jika
si kecil tidak menyuaki bentuk penyajian dan rasanya, anda dapat mengolahnya
dalam bentuk makanan yang berbeda, bukan berupa sayuran berkuah tapi sebagai
cemilan.
3. Kalau
masih tidak suka sayur, makan penggantinya bisa buah-buahan. Buah-buahan tak
harus disajikan dalam bentuk potongan, tetapi dalam bentuk minuman jus sehingga
lebih mudah ditelan.
4. Anda
sebaiknya mengenalkan sayuran terlebih dahulu kepada si kecil sebelum
mengenalkan buah. Hal ini dapat meminimalisir kemungkinan si kecil tidak
menyukai sayuran.
4.
Gangguan
Proses makan di mulut
Proses makan terjadi dari
memasukkan makanan di mulut, mengunyah dan menelan, Ketrampilan dan kemampuan
koordinasi dan pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperan dalam
proses makan tersebut. Pergerakan motorik tersebut berupa koordinasi gerakan
menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan di otot lainnya di sekitar mulut.
Gangguan Proses makan di mulut tersebut sering kali berupa gangguan mengunyah
makanan misalnya:
-
Keterlambatan makanan kasar tidak bisa makan nasi tim saat usia Sembilan bulan
- Belum bisa makan nasi saat usia 1
tahun, tidak bisa makan dagings api ( empal ) atau sayur berserat seperti
kangkung.
- Bila anak muntah dan akan terlihat
tumpahannya terdapat bentukan nasi yang masih utuh
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa
proses mengunyah tersebut tidak sempurna. Kelainan lain yang berkaitan dengan koordinasi
mulut adalah keterlambatan bicara dan gangguan bicara ( cadel, gagap, bicara
terlalu cepat sehingga sulit dimengerti ). Gangguan motorik proses makan ini
biasanya disertai gangguan keseimbanagn motorik kasar lainnya seperti tidak
mengalami poroses perkembangan normal duduk, merangkak dan berdiri.
5.
Gangguan
Psikologis
Gangguan
Psikologis dahulu dianggap sebagai penyebab utama kesulitan apda anak. Untuk
memastikan gangguan psikologis sebagai penyebab utama kesulitan makan pada anak
harus dipastikan tidak adanya kelainan organic pada anak. Pakar psikologis
menyebutkan sebab meliputi gangguan negatifisme, menarik perhatian, ketidakbahagiaan,
atau perasaan lain pada anak, kebiasaan rewel pada anak digunakan sebagai upaya
mendapatkan yang sangat diinginkannya, sedang tertarik permainan atau benda
lainnya meniru pola makan orangtua atau saudaranya reksi anak yang manja.
Beberapa
aspek psikologis dalam hubungan keluarga, baik antara anak dan orangtua, antara
ayah dan ibu atau hubungan antara anggota keluarga lainnya dapat mempengaruhi
kondisi psikologis anak. Sikap orangtua dalam hubungannya dengan anak sangat
menentukan untuk terjadinya gangguan psikologis yang dapat mengakibatkan gangguan
makan, beberapa hal tersebut diantaranya adalah perhatian dan perlindungan
berlebihan pada anal. Orangtua yang pemarah, stress dan tegang teris menerus,
kurangnya kasih saying secara kualitas dan kuantitas, kurangnya pengertian dan
pemahaman orangtua terhadap kondisi psikologis anak, hubungan antara orangtua yang
tidak harmonis, sering ada pertengkaran dan permusuhan.
6. Alergi Makanan
Sebagian
mungkin ada yang bayinya sudah atau baru mulai menerima MPASI (Makanan
Pendamping ASI) pada tahap ini. Jika ya, maka perhatikan jika ada reaksi alergi
dari si kecil terhadap makanan yang di berikan, terutama jika Anda atau
keluarga Anda memiliki kelainan ini.Hal pertama yang harus Anda perhatikan
adalah tanda-tanda alergi terhadap makanan yang timbul pada bayi Anda, seperti:
seak nafas, hidung tersumbat, mata berair, bercak pada kulit, diare. Jika ini
terjadi, maka sebaiknya Anda segera memeriksakannya ke dokter anak Anda.
Sebagai
langkah aman, Anda bisa memberikan makanan yang memiliki resiko sangat kecil
dalam menimbulkan alergi, seperti kentang manis dan sereal
beras. Hindari makanan yang sering menimbukan alergi seperti: Produk susu olahan, Coklat, Putih telur, Kacang, Kedelai.
Timbulnya
alergi biasanya tidak lama setelah bayi mengkonsumsi makanan tertentu. Oleh karena
itu, ketika mengenalkan berbagai makanan baru kepada bayi, sebaiknya memberikannya
satu persatu. Berikan selama tiga sampai empat hari berturut-turut dan
perhatikan apakah ada gejala tertentu yang muncul. Alergi ini sesungguhnya
adalah reaksi tubuh dari sistem kekebalan tubuh atau imun bayi. Sistem
kekebalan tubuh tersebut melepaskan antibody untuk menolak makanan yang masuk
ke dalam pencernaan karena mengandung zat tertentu yang tidak dapat diterima
tubuh. Bila bayi anda mengalami hal tersebut, sebaiknya dilakukan penganganan
sedini mungkin. Kosnultasikan dengan dokter, mempelajari riwayat alergi
keluarga anda atau suami kiranya penting untuk dilakukan. Sehingga anda dapat
lebih berhati-hati mengenalkan makanan baru bagi si kecil
Bila
alergi terjadi pada bayi dengan frekuensi tinggi, sebaiknya bayi anda
mendapatkan tes alergi. Sehingga anda akan dapat mengetahui berbagai jenis
makanan yang dapat menimbulkan alergi pada bayi.
7.
Bila Sulit makan Karena sakit
Kesulitan
makan bukanlah diagnosis atau penyakit, tetapi merupakan gejala atau tanda
adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sering terjadi pada tubuh anak.
Pengertian Kesulitan makan pada anak jika anak tidak mau atau menolak untuk
makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis
dan jumlah sesuai secara fisiologis ( alamiah dan wajar )
·
Diare : Usahakan si kecil untuk
minum cukup banyak untuk mengganti cairan yang keluar. Bubuhi garam oralit yang
akan diberikan. Berikan makanan lunak, antara lain nasi lembek, atau pisang
yang dikerok. Tidak dianjurkan memberikan buah-buahan selain pisang. Berikan
susu yang diencerkan atau susu khusus untuk diare sampai diarenya berakhir.
·
Demam : Tubuh si kecil membutuhkan banyak
cairan untuk membantu menurunkan suhu tubuh sehingga ia akan sering merasa
kehausan. Berikan minum sesering mungkin berupa iar putih, susu atau air sari
buah. Untuk makanan, berilah yang mudah ditelan dan dicerna, yakni yang
bertekstur lunak dan cair.
·
Batuk pilek : Untuk membangkitkan
selera, anda dapat memberikan makanan segar, seperti sup hangat atau pudding.
Anak juga harus diberi air sesering mungkin. Hindari makanan manis, gorengan
atau terlalu dingin.
·
Muntah-muntah : Setelah minum,
cobalah untuk menghilangkan rasa tidak enak dan bekas muntah. Bila tidak muntah
lagi berikan minuman secara bertahap selama beberapa jam kemudian. Bila anak
anda masih tidak muntah, baru memberikan makanan lunak.
·
Alergi : Pada beberapa anak yang
baru pertama diberikan susu formula mungkin akan mengalami laergi karena proses
penyesuaian organ. Alergi terjadi terutama akibat kandungan protein dalam
makanan. Seperti zat adiktif yang dicampurkan dalam makanan. Namun bial alerginya
ringan, jangan hentikan susu, tetapi tetap diberikan segelas susu sehari
sedikit demi sedikit.
·
Sembelit : Atasi dengan
memberikannya air putih atau jus buah. Hentikan pemberian jenis makanan
berlemak dan yang manis-manis. Ganti dengan buah-buahan. Sayuran dan bubur
sereal dalam jumlah yang secukupnya.
·
Tuberkulosis : Penyakit TBC sering
dianggap biang keladi terjadinya penyebab utama kesulitan makan pada anak.
Diagnosis pasti TBC anak sulit oleh karena penemuan Micobacterium Tuberculosisi
( M.TBC ) pada anak tidak mudah. Cara-cara lain untuk pemeriksaan laboratorium
darah secara bekteriologis atau serologis masih memerlukan penelitian lebih
lanjut untuk dapat dipakai secara praktis klinis. Karena kesulitan diagnosis
tersebut sering terjadi overdiagnosis atau underdiagnosis.
8.
Pengenalan Disiplin dan Aturan
Keluarga
Banyak hal yang perlu diperhatikan
dalam proses belajar makan bayi mengingat keterbatasannya
dalam hal ini. Hal tersebut terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan dan koordinasi organ tubuhnya.
Beberapa hal tersebut antar lain :
·
Disiplin pada bayi dapat anda
tanamkan mulai dari waktu makan. Misalnya dengan menepati jam makan. Disiplin
dapat anda terapkan ketika bayi berusia 9 sampai 12 bulan. Hal ini karena pada
usia ini merupakan masa pembentukan pola makan keluarga.
·
Anda dapat membiasakan si kecil
menerima finger food atau makanan berbentuk batangan. Finger foof ini dapat
melatih bayi untuk mengambil makananannya sendiri kemudian makan dan
mengunyahkannya sendiri.
·
Ketika anda suapi mungkin si kecil
ingin mencoba makan sendiri. Oleh karena itu sediakan sendok dan mangkuk dengan
sedikit makanan untuk si kecil belajar makan sendiri. Kemudian untuk makanan
utama yang Anda berikan pada si kecil taruh dalam mangkuk dan sendok yang
berbeda, Jadi, ketika sikecil ingin mencoba makan sendiri, biarkan ia
melakukannya dengan sendok dan mangkuk yang pertama.
·
Memaksa bukan merupakan sebuah
penyelesaian, Oleh karena itu, jangan memaksakan apapun pada bayi anda.
Misalnya tidak memaksanya untuk segera makan, tidak memaksanaya untuk
menghabiskna makananannya, ataupun makan suatu jenis makanan yang tidak
disukainya.
·
Biarkan tubuh bayi belajar dan
berlatih mengenali porsi makanan yang dibutuhkannya. Pada usia ini, daya
tamping lambung masih terbatas, yaitu berkisar antara 130-200 ml
·
Koordinasi tangan dan mata bayi
belum begitu baik. Terkadang, sepotong makanan yang tadinya ia arahkan ke dalam
mulut malah mencolok matanya. Selain itu, tidak menutup kemungkinan sepotong
kecil makanan yang salah ia telan dapat mengakibatkan tersedak dan berakibat
fatal, Oleh karena itu jangan tinggalkan si kecil makan sendiri.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.SIMPULAN
Upaya
memenuhi kecukupan gizi bayi dan kesehatan bayi agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik membutuhkan
ketelitian, ketelatenan dan kesabaran orangtua,
Bayi yang sehat baik secara fisik, mental maupun psikososial akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki anak.
Hal ini dapat terwujud apabila dilakukan upaya pembinaan tumbuh kembang yang memadai termasuk pengasuhann dan
perawatan anak di lingkungan bio-fisiko- psikososial
yang adekuat, dengan menerapkan 3 A ( Asah, Asih dan Asuh ), anak diberi kasih sayang yang cukup,
diperhatikan kesehatan dan kebersihannya, diberikan
makanan bergizi, dengan pola asuh yang baik dan terus di asah sehingga ketrampilannya berkembang dengan
baik.
B.
SARAN
Setiap Orang tua hendaklah memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan Bayinya,karena kelompok bayi merupakan kelompok yang rentan
dan termasuk golden age.
PUSTAKA ACUAN
Arisman
Mb,2004.Gizi dalam daur kehidupan.jakarta : EGC
Departemen Kesehatan.1997.Pedoman pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh
Kembang Anak ditingkat Pelayanan Dasar.Jakarta
Euis Komariah Ahmad.1998.Diktat Mata Kuliah Perkembangan Keluarga.Bandung:STP
Djoko
Subinarto.2005.Superfood for children.Jakarta:Media Inc
Gde
Nuh.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: EGC
I
dewa Nyoman Supariasa.2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC
Majalah
Parenting
edisi juni 2001.jakarta
MT
Indiarti.2008.ASI Susu Formula dan Makanan Bayi.Jakarta : Elmatera
Publishing
Sari
Husada.2011.Berilah yang paling Tepat untuk buah hati anda.Bandung
Sulistyoningsih,Haryani.2011.Gizi
Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta:Graha Ilmu
Sears,William
dan Martha Sears. 2009.The Babby book edisi 1.Jakarta : PT Ikrar
Mandiriabadi
Sears,William
dan Martha Sears. 2009.The Babby book edisi 2.Jakarta : PT Ikrar Mandiriabadi
Sears,William
dan Martha Sears. 2009.The Babby book edisi 3.Jakarta : PT Ikrar
Mandiriabadi
www.tipsbayi.com/category/makanan-bayi -
www. pondokibu.com/.../bayi.../trik-jitu-menyiasati-masalah-susah-makan-pada-balita/ -
MAKALAH
“BAYI”
Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan
Keluarga
Disusun Oleh :
Neni Triana
NIM.10.011.006
Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga
Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat
2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah
SWT, karena dengan Karunia dan hidayahnya lah akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah “ Bayi “ ini.Solawat serta salam tak lupa dicurahkan pada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan kepada kita selaku umatnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perkembangan Keluarga. Makalah ini berisi
mengenai hasil pengamatan terhadap permasalahan Pertumbuhan, Perkembangan dari
segi fisik ,psikis dan konsumsi pangan dari Bayi ( kelompok 0-12 bulan ). Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan masukan yang sangat membangun demi perbaikan makalah ini sangat
penyusun harapkan.
Akhirnya, Penyusun ucapkan
terimakasih kepada Ibu-ibu Kader posyandu, Ibu-ibu bayi, yang telah bersedia
dilakukan pengamatan ( wawancara ) terhadap bayinya, sehingga makalah ini bisa
disusun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Bandung,
Juni 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
BAB II
Permasalahan
A. Segi Fisik 3
B. Segi Psikis 7
C. Segi Konsumsi Pangan 7
BAB III
Pembahasan
A. Segi Fisik 9
B. Segi Psikis 23
C. Segi Konsumsi Pangan 29
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan 44
B.
Saran 44
Pustaka Acuan iii
kunjunganku di blog ini sungguh merupakan keberuntungan baru, karena bisa menemukan artikel bermanfat bagi saya, sehingga dapat memberi image baik bagi pengunjungnya? salam sukses :)
BalasHapus